MANAJEMEN MODAL KERJA
Oleh
Nama : Amanda Dwi Putri
NPM : 2015P20122
Tugas
Mata
Kuliah :
Manajemen Keuangan
PROGRAM STUDI MANAJEMEN
PROGRAM PASCASARJANA
UNIVERSITAS ISLAM BATIK SURAKARTA
2017
MANAJEMEN MODAL KERJA
(amandadwyputtry.blogspot.co.id)
1.
Pengertian
Modal Kerja
Manajemen modal kerja merupakan manajemen dari berbagai
elemen aktiva lancar (current assets)
dan berbagai elemen hutang lancar (current
liabilities). Manajemen modal kerja terdiri dari manajemen aktiva lancar, manajemen
hutang lancar dan modal kerja neto (net working capital) yang dapat menjamin
tingkat likuiditas perusahaan.
2.
Konsep
Modal Kerja
a. Konsep Kuantitatif
Menurut konsep kuantitatif adalah jumlah keseluruhan elemen aktiva
lancar. Konsep kuantitatif menitikberatkan pada segi kuantitas dana yang
tertanam dalam aktiva lancar atau aktiva yang masa perputarannya kurang dari
satu tahun.
b. Konsep Kualitatif
Konsep modal
kerja dikaitkan dengan besarnya jumlah hutang lancar atau hutang yang segera
harus dibayar. Jadi modal kerja menurut konsep ini adalah sebagian aktiva
lancar yang benar-benar dapat digunakan untuk membiayai operasi perusahaan tanpa
mengganggu likuiditasnya
c. Konsep Fungsional
Konsep ini
menitik beratkan pada fungsi dana dalam menghasilkan pendapatan. Setiap dana
yang digunakan dalam perusahaan adalah dimaksudkan untuk menghasilkan
pendapatan. Aktiva lancar sebagian merupakan unsur modal kerja, walaupun tidak
seluruhnya.
3.
Jenis
Modal Kerja
a. Modal Kerja Permanen yaitu
modal kerja yang
tetap harus ada dalam perusahaan untuk menjalankan kegiatan usaha. Modal
kerja permanen dikelompokkan menjadi 2 yaitu:
1)
Modal Kerja Primer yaitu modal kerja minimum yang harus ada untuk menjamin
kontinuitas kegiatan usaha atau agar perusahaan tetap beroperasi.
2)
Modal Kerja Normal yaitu modal kerja yang dibutuhkan untuk melakukan
produksi yang normal. Produksi normal merupakan kemampuan perusahaan untuk
menghasilkan barang sebanyak kapasitas normal perusahaan.
b. Modal Kerja Variabel yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah sesuai
dengan perubahan kegiatan
ataupun keadaan lain yang mempengaruhi
perusahaan. Modal kerja
variabel dapat dikelompokkan
menjadi 3, yaitu:
1) Modal Kerja
Musiman (Seasonal
Working Capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena
fluktuasi musim.
2) Modal Kerja Siklis (Cyclical
Working Capital), yaitu modal kerja yang jumlahnya berubah-ubah karena
fluktuasi konjungtur.
3)
Modal Kerja Darurat (Emergency Working Capital), yaitu modal kerja
yang jumlahnya berubah-ubah karena adanya keadaan darurat yang tidak diketahui
sebelumnya atau keadaan yang terjadi diluar kemampuan perusahaan.
Jenis-jenis modal kerja tersebut di atas dapat
digambarkan sebagai berikut:
Gambar 1. Jenis-jenis Model Kerja
5. Modal Kerja dan Kemampuan Memperoleh Laba
Konsep yang mendasari manajemen modal
kerja yang sehat adalah dua keputusan yang menyangkut persoalan dasar perusahaan,
yaitu 1) Tingkat
investasi optimal dalam aktiva lancar; 2) Perpaduan yang sesuai antara
pendanaan jangka pendek dan pendanaan jangka panjang yang digunakan untuk
mendukung investasi dalam aktiva lancar.
6. Kebijakan Modal Kerja
Kebijakan modal kerja merupakan
strategi yang diterapkan perusahaan dalam rangka memenuhi kebutuhan modal kerja
dengan berbagai alternatif sumber dana. Sumber dana untuk memenuhi modal kerja
bisa dipilih dari sumber dana jangka panjang maupun sumber dana jangka pendek,
yang masing-masing alternatif mempunyai konsekuensi dan keuntungan yang
berbeda. Ada 3 tipe kebijakan modal kerja yang kemungkinan digunakan oleh
perusahaan, yaitu:
1. Kebijakan
Konservatif
Pada
kebijakan konservatif ini modal kerja permanen dan sebagian modal kerja
variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka panjang, sedangkan sebagian modal
kerja variabel lainnya dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek. Kebijakan
ini disebut konservatif, karena sumber dana jangka panjang mempunyai jatuh
tempo yang jauh lebih lama, sehingga perusahaan lebih memiliki keleluasaan
dalam pelunasan.
Gambar 2. Kebijakan Modal Kerja Konservatif
2. Kebijakan Agresif
Pada
kebijakan agresif sebagian modal kerja permanen dibelanjai dengan sumber dana
jangka panjang, sedangkan sebagian modal kerja permanen dan modal kerja
variabel dibelanjai dengan sumber dana jangka pendek.
Gambar 3. Kebijakan Modal Kerja Agresif
3. Kebijakan Moderat
Pada kebijakan moderat aktiva yang
bersifat tetap yaitu aktiva tetap dan modal kerja permanen dibelanjai dengan
sumber dana jangka panjang, sedangkan modal kerja variabel dibelanjai dengan
sumber dana jangka pendek. Kebijakan moderat didasarkan pada matching principle yang menyatakan
bahwa jangka waktu sumber dana sebaiknya disesuaikan dengan lamanya dana tersebut
diperlukan.
Gambar 4. Kebijakan Modal Kerja Moderat
7. Menentukan
Kebutuhan Modal Kerja
Jika modal kerja terlalu kecil
akan ada risiko dalam proses produksi dan kemungkinan besar proses produksi
juga terganggu. Besarnya modal kerja baik yang bersifat permanen maupun
variabel perlu ditentukan dengan baik agar efektif dan efisien. Untuk menentukan
kebutuhan modal kerja dapat digunakan 2 metode, yaitu:
a.
Metode
Keterikatan Dana
Ada dua faktor yang mempengaruhinya, yaitu: (1) periode terikatnya modal kerja, dan (2) pengeluaran kas setiap hari. Periode
terikatnya modal kerja merupakan waktu yang diperlukan mulai dari kas yang
ditanamkan pada berbagai komponen atau berbagai elemen modal kerja sampai
menjadi kas kembali. Periode terikatnya modal kerja pada perusahaan dagang
lebih rendah atau lebih singkat dibanding perusahaan industri. Periode
terikatnya modal kerja pada perusahaan perdagangan dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 5.
Periode Terikatnya Modal Kerja dari Kas Menjadi Kas Kembali (Untuk Perusahaan
Dagang)
Sedangkan periode
terikatnya modal kerja
perusahaan industri (manufaktur) dapat digambarkan sebagai
berikut:
Gambar 6. Periode Terikatnya Modal Kerja dari Kas
Menjadi Kas Kembali (Untuk Perusahaan Manufaktur)
DAFTAR
PUSTAKA
Supawi
Pawenang, 2016, Materi Kuliah lingkungan Ekonomi Bisnis Mahasiswa Pascasarjana,
UNIBA